HALAMAN

Sabtu, 22 Desember 2012

Dewasaaa ???



Apa yang terlintas dalam benak kita ketika melihat judul "Dewasa ??" Mungkin sebagian orang akan berpikir bahwa dewasa berarti tua. Atau juga dewasa berarti bijak. Barangkali dewasa juga dimaksudkan untuk menjelaskan tentang pikiran yang berwawasan luas. Hhmmm, persepsi orang pasti berbeda-beda. Tapi menurut saya, kedewasaan tidak tergantung dengan umur, melainkan erat kaitannya dengan emosi.

Kerap kali kita mendengar ungkapan bahwa "Menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa adalah pilihan". Jadi tidak semua orang yang sudah berumur memiliki sikap kedewasaan yang matang. Banyak juga orang-orang yang dari segi umur mestinya bisa bersikap bijak, namun ternyata malah menonjolkan sisi kekanak-kanakan. Sungguh ironi memang, tapi itulah yang membenarkan ungkapan bahwa dewasa adalah sebuah pilihan. Apakah kita berani memilih untuk menjadi dewasa ataukah kita memilih untuk menjadi tua tanpa pernah mendalami arti tentang kedewasaan yang sesungguhnya ???

Seseorang dikatakan dewasa ketika bisa mengontrol dirinya dengan sangat baik, mengontrol emosi, mengontrol pikiran, mengontrol ucapan, mengontrol tingkah laku. Saya ilustrasikan begini :
Ketika kita dilukai, pasti tensi akan naik, perasaan sakit yang mendera pasti sangatlah perih, yang juga emosi kita akan ikut melonjak. Nah di sinilah sisi kedewasaan akan memainkan perannya. Kita akan bisa menilai kepribadian seseorang dari hal itu. Jika emosi seseorang meluap dengan sangat dasyatnya bahkan dengan nada yang lantang marah-marah tak jelas haluannya, saya bisa mengatakan bahwa orang tersebut jauh dari kata dewasa. Demikian sebaliknya, ketika emosi bisa dikontrol, pikiran tetap tenang, nada pembicaraan tetap terjaga, walau akan sering-sering menghela nafas panjang dan ber-Istighfar "Astaghfirullahhal'adhim", di situlah seseorang bisa dikatakan dewasa.

Memang sungguh bukanlah sebuah perkara mudah untuk tetap bisa mengendalikan segala sesuatunya saat berada dalam keadaan tersakiti. Tapi dengan terus melatih diri, menata keadaan yang menyakitkan dalam suatu konsep bahwa Tuhan tidak pernah tidur dan melihat semuanya, termasuk hati kita yang terlukai, maka point kedewasaan kita akan semakin bertambah dalam dua tahap sekaligus, yaitu kedewasaan diri dan kedewasaan iman. Dan dua hal itu lah yang menjadi pondasi beriringan dalam pilihan kita untuk menjadi dewasa.


Selamat merenung
;-)








ericarani.blogspot.com
Semarang, 22 Desember 2012