Lilin ini pernah menyala di dalam kegelapan
dengan kerapuhan mencoba bertahan dalam remang terangnya
cacian, makian,hujatan, menjadikan getir dalam sisa-sisa
penghabisannya
hanya satu harapannya,
mampu menjadi terang untuk menghalau kegelapan
Namun manusia kini lebih senang dengan kuasa hitam itu
menghalau dengan berteriak, “Jangan bersinar dalam
kegelapanku !”
manusia lebih bangga bertahan dalam lingkaran kekelaman
meski nuraninya menyangkal dengan sangat kerasnya,
tapi tetap saja hati tak bisa berdusta untuk mengisyaratkan kesejatian
kebenaran
Sakitnya lelehan lilin ini menjadi pertanda akan perihnya
penolakan
Niat menghidupkan sinar di tengah kekalutan,
justru dalam sekejap mata dipadamkan dengan sekali hembusan
nafas
Padamkan saja nyalaku,
itu akan lebih baik untuk meredam pedihnya penghinaan
untukku
karena aku akan tetap bersinar menghalau kegelapan di tempat
lain
karena memang sudah menjadi panggilan kodratiku
untuk membagikan sinar kepada siapa saja yang takut untuk
melangkah
kepada manusia yang ingin merasakan hangatnya kebaikanku
dan tentu saja kepada jiwa-jiwa yang masih ingin
diselamatkan untuk mencapai kekekalan Surga
ericarani.blogspot.com
Semarang, 11 April 2012, 14:00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar